Celakanya lagi, air sungai yang menjadi pilihan alternatif, debet airnya juga sangat sedikit, itupun bercampur dengan lumpur kekuningan, sehingga sangat mustahil bisa digunakan untuk bermacam keperluan.
”Sebagian warga yang memanfaatkan air leding juga mengeluh, sebab PDAM Banjar sepertinya sedang melakukan penghematan air, buktinya air sering macet seolah penyalurannya sengaja dibatasi,” kata Syarifuddin, tokoh masyarakat Desa Bangkal.
Keadaan ini makin panik bila mengingat informasi yang disampaikan Badan Meteorologi dan Geofisika Banjarbaru beberapa waktu lalu yang memperkirakan bahwa bulan Oktober dan November, kemarau belum akan berakhir. Bahkan ada indikasi mencapai puncaknya pada bulan-bulan tersebut.
Sejumlah pihak turut pula meramalkan, selain debet air makin susut, persediaan air di irigasi Riam Kanan pada gilirannya bakal mengancam pasokan air untuk pengairan persawahan, termasuk aliran tenaga listriknya.
Harusnya, menurut Syarifuddin, sekarang sudah saatnya warga bersiap menghadapi ancaman krisis air bersih tadi. ”Selain itu, harapan kami Pemkot dapat membantu masyarakat yang kekurangan air bersih,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar