Minggu, 30 September 2007

Nuzulul Quran, Tetap Sidang Anggaran

BANJARBARU – Jika seluruh umat muslim di dunia, menyambut malam Nuzulul Quran atau peringatan turunnya ayat pertama Al-quran (17 Ramadan) tersebut dengan memperbanyak ibadah berserah diri pada Allah SWT, maka berbeda dengan Tim Panggar Eksekutif dan Legislatif.

Puluhan pejabat kedua lembaga tersebut kompak begadang sampai dinihari menjelang sahur. Tetapi tidak mengagungkan malam penuh kemuliaan tersebut, namun menggelar sidang anggaran ABT (Anggaran Biaya Tambahan) di gedung wakil rakyat Jl Besuki Rachmat No 3 Banjarbaru.

Sidang anggaran itu bahkan menghadirkan sejumlah pejabat di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pemkot plus seluruh tim panggar DPRD Banjarbaru.

Menariknya, pembahasan ABT tersebut tanpa mengundang masyarakat atau lembaga independen lain sebagai langkah transparansi sesuai tekad kedua lembaga dalam mengakomodir kepentingan publik secara luas dan terbuka.

Koran ini berupaya “mengintip” sekilas jalannya sidang anggaran itu, memperhatikan saksama hampir tak ada yang santai, semuanya serius. Kondisi ini sungguh berbeda dengan biasanya, jika rapat membahas penanggulangan pengangguran, membantu memperbaiki kesejahteraan masyarakat miskin atau perbaikan kesehatan warga tak mampu, selain yang hadir sedikit, banyak peserta sidang yang mengantuk

Kemarin, panitia anggaran eksekutif dan legislative justru “terlalu” bersemangat sehingga tak peduli sidang berlangsung sampai dinihari atau menjelang ibadah sahur.

Ketua DPRD Banjarbaru Arie Sophian dihubungi koran ini, mengaku kalau sidang digelar sampai dinihari karena banyak items yang dibahas, jadi tidak semata lantaran yang dibahas berkaitan dengan “duit” saja. Termasuk sejumlah kepentingan publik yang mendesak segera direalisasi.”Sidang berlangsung alot, sehingga memakan waktu cukup panjang,’ ujarnya.

Vokalis Partai Golkar ini menambahkan, tanpa maksud tidak menghormati malam Nuzulul Quran, tegas Arie, hanya saja kebetulan digelarnya sidang anggaran itu bertepatan dengan peringatan malam berkah turunnya ayat suci Al-quranulkarim.”Sebagai umat muslim kita tetap menghormati etika, yakni menggelar sidang selepas salat sunat tarawih,” serunya.

Lebih jauh papar Arie, secara implisit membahas kepentingan masyarakat termasuk pula ibadah. Dan diakui semuanya kembali pada niat masing-masing.”Kan mencari solusi untuk kepentingan masyarakat itu ibadah?” ucapnya.

Arie secara terbuka menyampaikan permintaan maaf jika sejatinya malam Nuzulul Quran tersebut dianggap kurang tepat menggelar sidang. Namun pihaknya punya alasan kalau sidang digelar itu juga karena kondisinya mendesak.”Semoga bisa dimaklumi sebab semuanya demi kepentingnan masyarakat,” tandasnya.

Tidak ada komentar: